Share It
Berita Unik & Terkini

Simbol Perjuangan Palestina Selain Semangka, Ada Tanaman Lain!
November 4, 2023

Simbol Perjuangan Palestina Selain Semangka, Ada Tanaman Lain!

Lini massa media sosial beberapa hari belakangan ini tengah diramaikan dengan buah semangka yang melambangkan dukungan terhadap rakyat Palestina. Dukungan tersebut dimuat di media sosial dalam bentuk gambar, stiker, dan emoticon semangka.

Namun demikian, ternyata tak hanya semangka yang memiliki arti penting bagi perjuangan Palestina. Dikutip dari middleeasteye, selama bertahun-tahun, rakyat Palestina telah menemukan berbagai cara untuk menggambarkan dan melestarikan warisan mereka sebagai bentuk perlawanan.

Di sekitar kota-kota hijau subur dan beragam di Palestina, beberapa buah dan sayur telah menjadi representasi perjuangan Palestina dan dipandang sebagai simbol harapan untuk masa depan yang lebih baik dan kembali ke tanah air.

Berikut buah dan sayur yang memiliki arti penting bagi Palestina:

1. Semangka

Semangka menjadi buah yang paling ikonik yang mewakili Palestina. Salah satu alasannya mungkin karena semangka tumbuh di seluruh Palestina, dari Jenin hingga Gaza. Selain itu, buah ini juga memiliki warna yang sama dengan bendera Palestina, yakni merah, hijau, putih, dan hitam.

Sehingga, semangka sering digunakan untuk memprotes penindasan Israel terhadap bendera dan identitas Palestina. Setelah perang 1967, ketika Israel menguasai Tepi Barat, Jalur Gaza dan mencaplok Yerusalem Timur, pemerintah melarang bendera Palestina di wilayah pendudukan.

Meski bendera tidak selalu dilarang oleh undang-undang, namun semangka dianggap sebagai simbol perlawanan. Semangka muncul dalam karya seni, kemeja, grafiti, poster, dan emoji semangka. Baru-baru ini, bendera tersebut kembali mendapat kecaman.

Pada Januari 2023, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir menginstruksikan polisi untuk menyita bendera Palestina dari tempat umum. Hal tersebut kemudian diikuti pada Juni dengan rancangan undang-undang yang melarang penggunaan bendera di lembaga-lembaga yang didanai negara, yang menurut laporan Haaretz telah mendapat persetujuan awal dari Knesset.

Sebagai tanggapan, Zazim, sebuah organisasi perdamaian akar rumput Arab-Israel, memasang bendera Palestina dalam bentuk semangka di sekitar layanan taksi Tel Aviv. “Jika Anda ingin menghentikan kami, kami akan mencari cara lain untuk mengekspresikan diri kami,” kata Amal Saad, warga Palestina dari Haifa yang mengorganisir kampanye semangka Zazim, dilansir dari Aljazeera. 


Sumber foto: pexels.com

2. Jeruk

Jeruk Jaffa berasal dari kota Yafa pada abad ke-19. Jeruk ini terkenal karena rasa manisnya serta kulitnya yang tebal dan mudah dikupas. Sebelum Peristiwa Nakba pada tahun 1948 ketika pembentukan negara Israel menyebabkan pengusiran lebih dari 750.000 warga Palestina dari desa dan kota tempat mereka tinggal selama berabad-abad, jeruk Jaffa merupakan ekspor penting bagi petani dan pengusaha Palestina.

Mungkin karena keunggulannya, jeruk ini juga menjadi simbol identitas nasional dalam bidang sastra dan seni. Novelis dan jurnalis Palestina Ghassan Kanafani menggunakan jeruk untuk melambangkan kehilangan dalam cerita pendeknya 1958 tentang Nakba dengan judul "The Land of Sad Oranges".

Cerita dimulai dengan narator dan temannya, keduanya laki-laki, mengamati keluarga mereka pada malam Nakba. Keluarga-keluarga tersebut mengemas barang yang mereka bisa, namun mereka terpaksa meninggalkan “pohon jeruk yang terawat baik yang telah (mereka) beli satu per satu”.

Fakta bahwa pohon-pohon ini dirawat dengan hati-hati dalam jangka waktu yang lama menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara petani Palestina dan tanah tersebut, yang terpaksa ditinggalkan oleh ratusan ribu orang selama Nakba.

3. Zaitun

Pohon zaitun dapat ditemukan di seluruh Palestina dan merupakan simbol perlawanan. Nour Alhoda Akel (23), warga Palestina dari lembah Ara percaya bahwa pohon zaitun diasosiasikan dengan identitas Palestina. Ini lantaran seperti pohon jeruk dalam cerita Kanafani, pohon tersebut mewakili hubungan mendalam orang Palestina dengan tanah air mereka.

“Pohon zaitun bisa hidup ratusan tahun. Jadi kalau pohon di luar rumah saya berumur 100 tahun, otomatis saya terhubung dengannya (mengacu pada tanah tempat pohon itu berdiri)," kata Akel. Dalam beberapa tahun terakhir, pohon zaitun Palestina diserang oleh pemukim Israel di Tepi Barat. Menurut PBB, lebih dari 5.000 pohon zaitun milik warga Palestina di Tepi Barat dirusak dalam lima bulan pertama 2023. Pada tahun-tahun sebelumnya, pemukim menyerang warga Palestina saat panen zaitun, yang biasanya jatuh pada Oktober dan November. 


Sumber foto: pexels.com

4. Terong

Dalam fotonovel Edward Said tentang identitas Palestina, berjudul "After the Last Sky", ia mencurahkan beberapa halaman untuk membahas terong, khususnya yang berasal dari Battir. Battir sendiri adalah Situs Warisan Dunia UNESCO yang terkenal dengan terongnya. Bagi Said, terong adalah salah satu cara dirinya terhubung dengan Palestina meski tinggal di Amerika Serikat.

Dia menjalani sebagian besar hidupnya sebagai orang yang diasingkan. Pada saat buku ini ditulis, Said masih menjadi anggota Palestine Liberation Organization (PLO), sehingga Israel melarang dia memasuki tanah airnya. Said menceritakan bahwa keluarganya sangat menyukai terong Battiri.

“Bahkan selama bertahun-tahun sejak kami memiliki terong Battiri, tanda persetujuan atas terong yang baik adalah 'Terong tersebut hampir sama baiknya dengan terong Battiri,'” tulisnya.

5. Kaktus

Meski bagian luarnya berduri, kaktus banyak digemari di Palestina. Tanaman ini dapat tumbuh subur dalam kondisi kering dan keras, dan terkenal karena kemampuannya bertahan dalam kekeringan, dikutip dari Middleeasteye. Bagi warga Palestina, kaktus melambangkan kesabaran dan ketangguhan.

Selain itu, tanaman berduri ini juga terkenal karena kemampuannya untuk tumbuh subur di mana saja. Ini menjadi sesuatu yang menurut orang Palestina banyak mereka rasakan, setelah mereka terpaksa mengasingkan diri ke seluruh dunia.

Saat ini, kaktus digambarkan dalam seni, puisi, dan sastra Palestina, karena kualitasnya yang dibandingkan dengan orang Palestina. Banyak yang percaya bahwa buah ini sangat bersifat politis, karena tumbuh di wilayah yang kini telah diduduki, dan melambangkan perampasan hak milik Palestina.